Piala Silver Juara Berapa
tirto.id - Timnas Perancis tercatat 3 kali menembus babak final Piala Dunia yakni tahun 1998, 2006 dan 2018. Dalam 3 kesempatan tampil di partai puncak, Les Bleus 2 kali sukses menjadi juara, dan 1 kali kalah di final atau menjadi runner up.
Keberhasilan Perancis menjadi juara diraih pada tahun 1998 dan 2018. Sementara di final Piala Dunia 2006, Les Bleus kalah dari Italia di final melalui babak adu penalti.
Di Piala Dunia 2022 Qatar, Timnas Perancis menyandang status juara bertahan. Hal ini dikarenakan pada edisi terakhir Kylian Mbappe dan kawan-kawan sukses meraih gelar juara Piala Dunia 2018 di Rusia.
Pada laga final Piala Dunia 2018, Perancis sukses menumbangkan Kroasia dengan skor 4-2. Itu merupakan gelar ke-2 Les Bleus dalam 15 kali keikutsertaannya di turnamen sepak bola terakbar ini.
Pertama kali Perancis menjadi juara Piala Dunia adalah tahun 1998. Saat itu, Les Bleus yang diperkuat pemain-pemain top seperti Zinedine Zidane, Thierry Henry, Emmanuel Petit, hingga Didier Deschamps, yang juga mengantar Perancis jadi juara Piala Dunia 2018 sebagai pelatih.
Pencapaian Timnas Perancis di Piala Dunia
Pencapaian Timnas Perancis di Piala Dunia
Berikut ini adalah daftar pencaian Timnas Perancis di Piala Dunia.
Kontributor: Permadi SuntamaPenulis: Permadi SuntamaEditor: Alexander Haryanto
tirto.id - Berapa kali Belanda juara EURO sepanjang masa? Apakah Oranje yang belakangan dijuluki Timnas Pusat oleh netizen Indonesia, pernah lolos final Piala Eropa?
Timnas Belanda tercatat 1 kali menjuarai ajang EURO. Hal itu terjadi pada edisi 1988, ketika turnamen berlangsung di Jerman. Prestasi Piala Eropa 1988 sekaligus menjadi satu-satunya kesempatan De Oranje menembus babak final. Kini kembali ke Jerman, mampukah Belanda meraih capaian serupa di EURO 2024?
Sampai saat ini Timnas Belanda tercatat sudah 10 kali tampil di putaran final EURO, terhitung sejak melakukan debut pada edisi 1976 sampai terakhir edisi 2020 (2021). Pada setiap edisi EURO, De Oranje kerap jadi salah satu tim yang diunggulkan.
Sepanjang gelaran Piala Eropa, Timnas Belanda sudah pernah 1 kali meraih gelar, serta 4 kali terhenti di semifinal. Sedangkan EURO 2024 kali ini menjadi semifinal ke-6 bagi Belanda, sekaligus membuka peluang untuk meraih trofi kali ke-2.
Berapa Kali Belanda Juara EURO & Apakah Pernah Lolos Final?
Tahun 1988 boleh dibilang jadi periode sempurna bagi Timnas Belanda. Periode tersebut adalah masa saat Timnas Belanda mendominasi sepak bola dunia. Selain jadi juara EURO, pada tahun tersebut Liga Champions juga disabet tim Eredivisie, PSV Eindhoven.
Kemudian 3 posisi teratas Ballon d’Or 1988 ditempati oleh trio AC Milan, yakni: Marco van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard. Urutan posisi 1 sampai 3 adalah Basten, Gullit, dan Rijkaard.
Tiga sosok tersebut menjadi bintang utama bagi Timnas Belanda pada periode tersebut. Ketika EURO 1988, Van Basten dan Ruud Gullit sudah menjadi penggawa AC Milan. Sementara Frank Rijkaard bergabung dengan Il Diavolo Rosso selepas EURO 1988.
Dari 3 nama tersebut, van Basten boleh dibilang jadi sosok paling menonjol. Sebelum menyabet Ballon d’Or, van Basten juga meraih gelar top skor EURO 1988, dengan lesakan 5 gol.
Tidak saja unggul dari sisi kuantitas. Deretan gol yang dibukukan van Basten juga terbilang memorable. Salah satunya ketika ia mencetak gol voli di final EURO 1988 ke gawang Uni Soviet. Gol indah tersebut hingga kini dikenang sebagai salah satu aksi terbaik di pentas Piala Eropa.
Dalam laga final di Olympiastadion, Munchen, Timnas Belanda menang 2-0 atas Uni Soviet. Selain aksi Basten, tambahan 1 gol lain dilesakkan Gullit.
Timnas Belanda menutup kompetisi EURO 1988, dengan rekor 4 kali menang dan 1 kalah. Satu-satunya kekalahan Belanda ditelan dari tim runner-up, Uni Soviet, ketika kedua tim berjumpa di fase grup.
Sisanya, Timnas Belanda mengandaskan Inggris dan Irlandia. Lalu di semifinal, De Oranje membuat Jerman gagal meraih gelar di rumah mereka sendiri.
Kemenangan Belanda atas Jerman di semifinal terbilang krusial. Pasalnya De Oranje baru memastikan kemenangan saat van Basten mencetak gol pada 2 menit terakhir.
Selain Trio Milan, EURO 1988 juga terhitung sempurna bagi pemain Belanda lainnya. Termasuk pelatih Timnas Belanda saat ini, Ronald Koeman, yang masuk dalam skuad timnas juga klub PSV Eindhoven yang menjadi jawara Liga Champions.
Daftar Prestasi Timnas Belanda di Piala Eropa atau EURO
Berikut rekap lengkap Timnas Belanda dalam ajang Piala Eropa atau EURO:
Diperbarui: 2 Desember 2023, 22:45 WIB Diterbitkan: 2 Desember 2023, 22:45 WIB
Piala Dunia hanya diikuti 32 negara. Sedangkan FIFA saat ini memiliki anggota 211 negara di dunia. Nah, untuk mencari 32 tim tersebut, diadakan babak kualifikasi.
Dalam mencara 32 tim nasional terbaik, FIFA mengadakan kualifikasi berdasarkan zona konfederasi.
Total ada 5 zona konfederasi yaitu zona UEFA (Eropa), zona CONMEBOL (Amerika Selatan), zona CONCACAF (Amerika Utara), CAF (Afrika),dan zona AFC (Asia), dan zona OFC (Oseania).
Umumnya setiap zona memiliki jumlah slot yang berbeda tergantung dengan kualitas sepak bola zona tersebut.
Adakalanya dari kelima zona tersebut tidak berkesempatan menyumbang perwakilan. Seperti pada Piala Dunia Qatar 2022 dari 32 tim nasional yang akan berlaga tidak akan ada negara yang berasal dari zona OFC atau Osenia.
Oleh karena itu, proses mencari 32 tim terbaik dari 211 tim nasional memakan banyak waktu dan energi, sehingga tidak heran kenapa Piala Dunia dilaksanakan setiap 4 tahun sekali.
Perancis Juara Piala Dunia 1998 Kalahkan Brasil
Perancis Juara Piala Dunia 1998 Kalahkan Brasil
Sebelum menjadi juara tahun 1998 di negara sendiri, Timnas Perancis tidak pernah menembus babak final Piala Dunia. Pencapaian terbaiknya adalah menjadi semifinalis di edisi 1958, 1982, dan 1986.
Pada Piala Dunia 1998, Perancis memiliki skuad yang komplit di berbagai lini. Oleh karenanya, final antara Perancis vs Brasil di Piala Dunia 1998 menjadi final ideal di turnamen tersebut.
Dilansir dari The Guardian, Brasil menjadi favorit pertama untuk menjadi juara Piala Dunia 1998. Alasannya, Selecao memiliki Ronaldo Nazario, yang merupakan pemain terbaik dunia saat itu.
Akan tetapi, di laga final Piala Dunia 1998, Ronaldo sempat dikabarkan sakit dan tidak masuk dalam daftar pemain inti yang diserahkan pelatih Mario Zagallo, 2 jam sebelum pertandingan final melawan Perancis. Meskipun akhirnya bermain sebagai starter, Ronaldo bermain kurang optimal.
Pada akhirnya Perancis menjadi juara Piala Dunia 1998 di kandang sendiri, usai menang 3-0 atas Brasil. Itu sekaligus menjadi gelar pertama Les Bleus di turnamen sepak bola terakbar tersebut.
Perancis Juara Lagi di Piala Dunia 2018
Perancis Juara Lagi di Piala Dunia 2018
Butuh 20 tahun bagi Perancis untuk kembali meraih gelar juara. Les Bleus sempat lolos ke final Piala Dunia 2006 di Jerman, tetapi kalah lewat adu penalti dari Italia.
Pada Piala Dunia 2018 Timnas Perancis berhasil menjadi yang terbaik usai mengalahkan Kroasia dengan skor 4-2 di final. Kendati begitu, performa yang kurang meyakinkan di awal turnamen membuat Perancis sempat diragukan.
Namun, perlahan tapi pasti Les Bleus, yang diperkuat pemain-pemain terbaik seperti N'Golo Kante, Paul Pogba, Antoine Griezmann, hingga Kylian Mbappe, terus menunjukkan tren positif hingga laga final.
Hanya mencetak 3 gol di penyisihan grup, Perancis mampu mengalahkan Argentina dengan skor 4-3 di babak 16 besar. Les Bleus kemudian mengalahkan Uruguay 0-2 di perempat final dan Belgia 0-1 di final, sebelum menumbangkan Kroasia 4-2 untuk meraih gelar juara Piala Dunia untuk kedua kalinya.
Piala Dunia 2022: Dramatis, Argentina juara, tekuk juara bertahan Prancis melalui adu penalti - 'final terbaik' sepanjang masa
Sumber gambar, Getty Images
Argentina menjuarai Piala Dunia 2022 setelah secara dramatis menekuk juara bertahan Prancis melalui adu penalti.
Hingga babak perpanjangan waktu berakhir, kedudukan imbang 3-3.
Argentina selalu unggul terlebih dahulu, namun keunggulan ini selalu bisa dikejar oleh bintang Prancis, Kylian Mbappe, yang mencetak tiga gol.
Saat ada penalti, Argentina menyarangkan empat gol, sementara Prancis dua gol.
Timnas Argentina harus menunggu 36 tahun untuk mengangkat trofi Piala Dunia.
Terakhir kali mereka juara adalah pada 1986 di Meksiko, berkat kontribusi besar pemain jenius Diego Armando Maradona.
Ini adalah trofi ketiga bagi Argentina. Dua lainya pada 1986 dan 1978.
Kali ini, kontribusi besar diberikan oleh salah satu pemain terbaik sepanjang masa: Lionel Messi.
Pemain klub PSG ini dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam turnamen Piala Dunia 2022, yang dihelat di Qatar.
Para komentator menyebut ini adalah final Piala Dunia terbaik sepanjang masa.
Sumber gambar, Getty Images
Sebelum final, tema pembicaraan yang ramai adalah: siapa yang pada akhirnya mengangkat trofi.
Final Piala Dunia antara Argentina melawan Prancis berlangsung di Stadion Lusail, Qatar, Minggu (18/12), pada pukul 22.00 WIB.
Sumber gambar, Getty Images
Sumber gambar, Getty Images
Messi, 35 tahun, telah memenangkan rekor tujuh Ballon d'Or - penghargaan yang diberikan kepada pemain terbaik di dunia - tetapi dia belum pernah memenangkan penghargaan terbesar dalam sepak bola, Piala Dunia.
"Orang-orang mengatakan Prancis adalah favorit, tetapi kami memiliki keuntungan memiliki pemain terhebat sepanjang masa," kata penjaga gawang Argentina, Emiliano Martinez.
“Kami selalu suka mendengar lawan difavoritkan karena kami tidak merasa superior atau inferior dari siapapun.
"Tapi, seperti yang selalu saya katakan, kami memiliki pemain terhebat sepanjang masa. Dan dengan pertahanan yang bagus, kami memiliki banyak peluang untuk mencapai tujuan kami."
Manajer Prancis Didier Deschamps menjadi kapten, saat negaranya menjuarai Piala Dunia 1998 dan kemudian, sebagai pelatih, dia membawa timnya meraih juara di Rusia empat tahun lalu.
Dia berkata: "Saya tahu Argentina, banyak orang di seluruh dunia, dan mungkin beberapa orang Prancis, berharap Lionel Messi bisa memenangkan Piala Dunia, tapi kami akan melakukan segalanya untuk mencapai tujuan kami."
Sumber gambar, Getty Images
Bisakah Messi membawa Argentina memenangkan Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1986?
Di final, dua pencetak gol terbanyak turnamen ini saling berlomba untuk memenangkan Sepatu Emas.
Baik Messi dan Mbappe telah mencetak lima gol di Qatar, sementara Olivier Giroud dari Prancis dan Julian Alvarez dari Argentina tertinggal satu angka dengan empat gol.
Messi membantu Argentina mencapai final 2014 di Brasil, meskipun pemain Jerman Mario Gotze mencetak satu-satunya gol saat tim Eropa itu menang 1-0 setelah perpanjangan waktu.
Namun pemain Paris St-Germain itu kini kembali menjadi kekuatan pendorong bagi Argentina untuk melaju ke laga final di Qatar.
Dia mengonversi penalti awal di pertandingan pertama mereka sebelum negaranya kalah 2-1 dari Arab Saudi dan kemudian mencetak gol dalam kemenangan penting 2-0 atas Meksiko.
Kemenangan 2-0 atas Polandia membuat Argentina memuncaki Grup C, dengan Messi juga mencetak gol dalam kemenangan 2-1, di babak 16 besar atas Australia.
Argentina tampak memegang kendali saat melawan Belanda di perempat final. Mereka memimpin 2-0 setelah 82 menit.
Tetapi Belanda mencetak dua gol melalui Wout Weghorst, menyamakan kedudukan di menit ke-11 waktu tambahan untuk membawa hasil imbang ke perpanjangan waktu.
Drama itu berakhir dengan adu penalti di mana Martinez menyematkan dua tendangan dan Argentina maju ke semifinal.
Di putaran selanjutnya, gol dari Messi dan dua gol dari Alvarez dari Manchester City memberi mereka kemenangan 3-0 atas Kroasia di semifinal.
Argentina telah memenangkan turnamen itu dua kali, di kandang sendiri pada 1978 dan di Meksiko pada 1986. Kini, mereka mengincar kesuksesan ketiga.
"Saya sudah mulai emosional karena mereka telah memberikan segalanya dengan tulus," kata manajer Lionel Scaloni. "Mari berharap kami memenangkan gelar dan jika tidak bisa, mereka harus bangga, karena ini adalah momen untuk dinikmati."
Kroasia kalahkan Maroko
Sumber gambar, Getty Images
Finis di posisi tiga besar untuk ketiga kalinya bagi Kroasia di Piala Dunia memiliki "lapisan emas", kata bos Zlatko Dalic setelah timnya meraih kemenangan atas pembuat sejarah, Maroko.
Empat tahun lalu, Dalic membawa Kroasia di posisi kedua, usai kalah dari Prancis di final.
Prestasi yang dicapai oleh Kroasia mengukuhkan status mereka sebagai salah satu negara elit sepak bola, di mana dalam debut Piala Dunia tahun 1998 mereka finis di tempat ketiga.
Di awal pertandingan Kroasia vs Maroko, Josko Gvardiol memberi Kroasia keunggulan pada menit ketujuh dengan sundulan yang luar biasa, tetapi Achraf Dari menyamakan kedudukan hanya dua menit kemudian dengan menyundul bola dari jarak dekat.
Mislav Orsic mencetak gol kedua untuk Kroasia tiga menit sebelum babak pertama berakhir. Sampa akhir pertandingan skor tetap sama 2-1 untuk Kroasia.
Dalic berkata: "Kami memenangkan medali perunggu dan memiliki lapisan emas, seperti kami telah memenangkan medali emas malam ini.
"Berjuang untuk memperebutkan tempat ketiga play-off dan kalah akan menjadi bencana. Ini adalah akhir dari sebuah siklus, akhir dari sebuah perjalanan. Para pemain saya berusaha keras dan untuk itulah kami bekerja."
Ini adalah pertandingan yang tidak ingin diikuti oleh tim mana pun, tetapi pada akhirnya Kroasia, negara dengan populasi di bawah empat juta, bisa berpuas diri dengan penampilan luar biasa lainnya di panggung global.
Sementara itu, Maroko mengukir sejara dengan menjadi tim Afrika pertama yang mencapai semifinal dan para pemain serta pendukung mereka yang bersemangat telah menyemarakkan turnamen ini.
Para pendukung mereka bernyanyi dan menabuh genderang sepanjang pertandingan dan, meskipun dikalahkan oleh juara bertahan Prancis di semifinal, lalu oleh Kroasia, mereka akan mengingat kembali pencapaian di Piala Dunia dengan kenangan indah.
Walid Reragui, pelatih Maroko berkata: "Keraguan ada di benak semua orang sebelum turnamen ini, tetapi kami telah melangkah lebih jauh dari yang diharapkan dan itu akan menjadi contoh di masa depan.
“Sesuatu yang menyentuh saya adalah ketika saya melihat foto anak-anak karena sepak bola membuat orang bermimpi. Kami membuat anak-anak bermimpi, kami menjaga mimpi itu tetap hidup.
"Anak-anak di Maroko dan di seluruh dunia bermimpi memenangkan Piala Dunia dan itu lebih berarti bagi saya daripada memenangkan pertandingan apa pun di Piala Dunia.
"Kami telah membuat pencapaian yang fantastis tetapi kami ingin melakukannya lagi. Jika kami dapat terus mencapai semifinal atau perempat final secara reguler, suatu hari kami akan menjuarai Piala Dunia."
PIALA Dunia 2018 yang merupakan edisi ke-21, baru saja selesai digelar di Rusia pada Minggu 15 Juli 2018 malam WIB. Dalam laga final yang digelar di Stadion Luzhniki, Moskow, Tim Nasional (Timnas) Prancis keluar sebagai kampiun setelah menang 4-2 atas Kroasia.
Keberhasilan Les Bleus –julukan Prancis– semakin menegaskan wakil Eropa di turnamen empat tahunan tersebut. Semenjak Piala Dunia bergulir pada 1930, wakil-wakil dari Benua Biru sudah 12 kali menjadi yang terbaik.
BACA JUGA: 6 Gol di Final Piala Dunia 2018 Layaknya Raihan Partai Puncak 2002-2014
Dari enam konfederasi yang berada di bawah naungan FIFA, hanya dua konfederasi yang dapat mengirimkan wakilnya menjadi jawara Piala Dunia. Selain UEFA (Eropa), ada juga Conmebol (Amerika Selatan). Wakil Conmebol tercatat sembilan kali mengangkat trofi Piala Dunia.
Kembali ke Prancis. Meski Prancis sudah dua kali menjadi yang terbaik, negara yang memiliki ibu kota Paris itu bukanlah yang tersukses di antara wakil-wakil Eropa lainnya.
Jerman dan Italia tercatat empat kali menjadi kampiun Piala Dunia. Akan tetapi, jika ukurannya negara tersukses di Piala Dunia, bukan Jerman maupun Italia jawabannya. Brasil jadi negara yang paling banyak mengangkat trofi Piala Dunia, yakni sebanyak lima kali.
(Thiago Silva gagal bawa Brasil juara Piala Dunia. Foto: REUTERS)
Akan tetapi, Brasil yang sempat mendominasi di era 1950-1960-an dan 1990-2000-an, gagal menunjukkan taringnya, terhitung sejak Piala Dunia 2006. Dalam kurun 2006-2014, prestasi terbaik Brasil hanyalah menembus babak semifinal, tepatnya pada 2014. Bahkan pada 2014 itu, Brasil dikalahkan Jerman dengan skor 1-7 di semifinal.
Berikut daftar juara Piala Dunia:
1942: Absen karena adanya perang dunia II
1946: Absen karena adanya perang dunia II
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Ronald Koeman dan EURO 2024
EURO 2024 seolah bakal jadi nostalgia bagi pelatih Timnas Belanda saat ini, Ronald Koeman. Terhitung 36 tahun lalu Koeman sukses mengantar Belanda menjadi juara Piala Eropa sebagai pemain, lalu kini ia punya kans besar membawa De Oranje meraih gelar sebagai pelatih.
Akan tetapi, ambisi Koeman untuk mengulang prestasi 1988 kini harus menghadapi hadangan Inggris di semifinal, pada Kamis (11/7/2024) dini hari. Di sisi lain, Timnas Inggris juga tengah haus akan gelar Piala Eropa perdana bagi mereka.
Bagi Belanda, Piala Eropa 2024 bisa dibilang sebagai momentum kebangkitan. Sebelum ini prestasi De Oranje sempat mandek. Semifinal EURO 2024 menjadi raihan terbaik Timnas Belanda, sejak terakhir terjadi di EURO 2004.
Puncak kemerosotan Timnas Belanda dimulai pada periode transisi generasi 2016-2018. Belanda yang kala itu sempat bergantung kepada sejumlah bintang Robin van Persie, Arjen Robben, hingga Wesley Sneijder, seolah sulit mencari pengganti.
Hasilnya, Belanda gagal melangkah ke putaran final Piala Dunia 2018 dan Piala Eropa 2016. Kini setelah bintang baru bermunculan, seperti Virgil van Dijk hingga Cody Gakpo, performa Timnas Belanda mulai terdongkrak naik.
Di Piala Dunia 2022 lalu, Belanda sanggup menembus perempat final. Mereka hanya kalah adu penalti dari sang juara, Argentina. Pencapaian EURO 2024 juga menjadi salah satu puncak prestasi, selepas berakhirnya generasi Van Persie dan kawan-kawan.
Hasil manis EURO di Jerman agaknya bisa diciptakan Belanda kembali. Meski dianggap kehilangan sosok penyerang tajam, nyatanya Belanda memiliki Cody Gakpo sebagai pimpinan top skor dengan 3 gol. Peluang Gakpo untuk menyamai torehan van Basten relatif terbuka.
Di sisi lain, ada sejumlah pemain yang berpotensi merebut posisi Gakpo di puncak daftar top skor. Harry Kane dan Jude Bellingham (Inggris) mengejar dengan 2 gol. Lalu ada Dani Olmo dan Fabian Ruiz (Spanyol) yang juga mengoleksi 2 gol.
Serangan penyakit menghambat persiapan Prancis
Sumber gambar, Getty Images
Mbappe, 23 tahun, kini tengah mengejar kesuksesan keduanya di Piala Dunia dan berperan penting dalam membawa Prancis ke final.
Dia mencetak satu gol saat Prancis mengalahkan Australia 4-1 dan dua gol saat berhadapan dengan Denmark 2-1, sehingga dipastikan lolos ke babak 16 besar walau masih menyisakan satu pertandingan.
Situasi itu memungkinkan Deschamps untuk mengistirahatkan pemain dan, meski kalah 1-0 dari Tunisia, mereka memenangkan Grup D.
Mbappe kembali mencetak dua gol dalam kemenangan 3-1 di babak 16 besar atas Polandia.
Di perempat final mereka menghadapi Inggris, skuad asuhan Gareth Southgate, dan sempat memimpin melalui Aurelien Tchouameni, tetapi Harry Kane menyamakan kedudukan melalui penalti.
Olivier Giroud membuat Prancis unggul dan menang 2-1 setelah Kane gagal melakukan tendangan penalti kedua.
Prancis mengalahkan tim kejutan di turnamen ini, Maroko, dengan angka 2-0 di semifinal. Skuad Deschamps berhasil mencapai final Piala Dunia keempat mereka dalam tujuh turnamen, setelah memenangkan kompetisi pada 1998 dan 2018, namun kalah di final pada 2006.
Namun persiapan mereka terhambat oleh serangan penyakit.
Gelandang Adrien Rabiot, bek Dayot Upamecano dan pemain sayap Kingsley Coman termasuk di antara mereka yang berjuang melawan penyakit.
"Kami memiliki beberapa kasus gejala mirip flu," kata Deschamps. “Kami berusaha untuk berhati-hati agar tidak menyebar dan para pemain telah berusaha keras di lapangan dan jelas sistem kekebalan mereka menderita.
"Kami mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan, berusaha memastikan itu tidak menyebar tetapi kami harus mengambil tindakan pencegahan terhadapnya."
Fakta-fakta pertandingan: